JAKARTA - Hujan deras disertai batu es terjadi di beberapa kawasan di Jakarta. Seperti terjadi di kawasan Larangan, Ciledug, Jakarta Barat, Minggu (15/3/2009).
Hujan deras disertai angin dan petir itu menurut Khorilah, warga larangan Ciledug, berlangsung sejak pukul 14.00 WIB. "Batu esnya besar-besar, pokoknya seram banget, kayak mau kiamat," ujarnya kepada okezone.
Hingga kini, lanjutnya, hujan angin itu masih berlangsung meski sudah sidikit mereda. "Hujan esnya dari pukul 02.00 WIB, enggak tahu berapa menit," pungkasnya.
PesAn SingKat:
CePat - CepaTLah Tobat, DuNia Mo KiaMat,,,
Yang Lom Kawin CePAtlah Nti Tak Rasa Pulak NikMaatNA Dunia,,,,
Key Brooo....
Kelompok Ganja Aceh Merambah Bisnis Heroin
KOMPAS IMAGES/Wisnu Widiantoro
Barang bukti narkoba dan lima tersangka, salah satunya warga negara Nigeria, diperlihatkan kepada wartawan oleh polisi saat jumpa pers di Divisi Humas Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (29/1). Dari kelima tersangka, polisi berhasil menyita 437,4 gram heroin, 50 gram ganja, dan 50 gram sabu.
/
Minggu, 22 Maret 2009 15:22 WIB
Laporan wartawan KOMPAS C. Windoro AT.
JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang narkoba asal Aceh yang biasanya berbisnis ganja, diam-diam mengembangkan sayap bisnisnya ke perdagangan heroin. Barang haram tersebut mereka peroleh dari Tangerang dan mereka perdagangkan di kawasan Gang Lele Pasar Klender, Jakarta Timur (Jaktim).
Dari tempat itu, heroin menyebar ke seantero Jakarta. Hal ini terungkap setelah Polres Metro Jaktim membekuk dua pemimpin sindikat ini yaitu, tersangka Mahdi (25) dan Mudar (44), Minggu (22/3) pukul 11.00.
Mahdi ditembak karena melawan. Mahdi kemudian dibawa ke Rumah Sakit (RS) Kramat Jati, Jaktim. Demikian disampaikan Kepala Unit Narkoba, Ajun Komisaris Bambang TW, Minggu (22/3).
Menurut dia, kedua residivis ini sudah lama menjadi target polisi. Saat diburu, keduanya selalu bisa meloloskan diri. Heroin yang mereka perdagangkan pun, sebagian besar tidak di tangan mereka sehingga polisi sulit menyita seluruh barang dagangan mereka.
Dari tangan Mahdi, polisi hanya mampu menyita lima gram heroin.Bambang memaparkan, perburuan intensif dilakukan tiga polisi sejak Sabtu (21/3) malam, tapi selalu lolos. Minggu subuh, jejak Mahdi ditemukan di Pondok Bambu. Ketiga polisi lalu mengikuti Mahdi.
Dari Pondok Bambu, dengan sepeda motor Mahdi bergerak ke Apotik Kimia Farma, lalu meluncur ke Jalan Layang Klender dan memutar balik kendaraannya menuju sebuah ruang pamer mobil Toyota. Tak ingin kehilangan buruannya, polisi mengepung Mahdi di depan ruang pamer mobil tersebut.
Melihat hal itu, Mahdi melepas sepeda motornya dan lari. Terjadi aksi saling kejar. Polisi lalu melepas beberapa kali tembakan peringatan, tetapi, Mahdi tak peduli. Saat tertangkap, Mahdi melawan. Polisi pun menembak kakinya. Ia lalu dibawa ke RS Polri, Kramat Jati.
Saat diperiksa, Mahdi mengakui tentang pengembangan bisnis heroin oleh jaringan yang ia pimpin. Dari keterangan Mahdi, polisi memburu Muhdar yang tinggal di Kebon Singkong RT 10/RW 11 nomor tiga, Klender, Jaktim. Dari keterangan sejumlah warga, polisi akhirnya membekuk Muhdar di Gang Lele.
"Berdasarkan hasil pengembangan penyelidikan sementara, kami menduga, jaringan bisnis heroin ini dikendalikan dari balik terali penjara di Tangerang. Kami masih mengembangkan penyelidikan kasus ini ke sana," ucap Bambang.
Ia belum bisa memastikan apakah jaringan bisnis ini sepenuhnya dimodali oleh kelompok Aceh atau berujung pada sejumlah warga negara Afrika yang selama ini dikenal sebagai para pemain heroin.
"Masih kami selidiki. Yang jelas, kawasan Gang Lele yang dulunya dikenal sebagai salah satu pangkalan peredaranganja, sekarang mulai dikenal juga sebagai pangkalan perdagangan heroin. Para pelakunya umumnya berasal dari Aceh," ujar Bambang.
Farhat: Waktu Dewi Perssik Sampai Rabu
Minggu, 22/3/2009
KOMPAS ENTERTAINMENT/ADITYA OKTAVIRMANA
JAKARTA, KOMPAS.com - Belum selesai perseteruan Dewi Perssik dengan mantan orang keuangannya, Asep, kini janda Saipul Jamil itu dilaporkan oleh mantan asistennya, Andi. Andi, yang merasa mendapat ancaman akan dibunuh oleh Dewi, meminta bantuan kuasa hukum Farhat Abbas.
Farhat memberi waktu kepada Dewi untuk mengklarifikasi permasalahannya dengan Andi hingga Rabu mendatang (25/3). "Kalau tidak, kami akan laporkan dia ke polisi dengan ancaman pasal 351 dan 335, dengan masa tahanan lebih dari lima tahun. Kami hanya meminta Dewi untuk mengklarifikasi apakah pesan-pesan melalui SMS yang dia kirimkan kepada Andi, yang mengancam akan membunuh Andi itu, benar dia yang kirim. Kalau bukan, maka masalah dengan dia selesai. Makanya, masalah ini kuncinya di Dewi," papar Farhat di Jakarta, Sabtu (21/3).
Dalam tuntutannya kepada Dewi, Farhat hanya mengajukan tuntutan materil sebesar Rp3 juta, sesuai dengan gaji Andi pada Desember lalu, yang belum dibayar oleh Dewi. "Untuk immateril-nya, tidak ada, karena saya pikir mereka berdua bisa saling memaafkan, kalau gaji Andi dibayar dan ancamannya itu bukan Dewi yang kirim," katanya.
Saat ini, lanjut Farhat, Andi berada dalam kondisi stres karena sangat ketakutan akan ancaman pembunuhan dari nomor telepon genggam yang diduga milik Dewi itu. "Karena saat ancaman itu dikirim, banyak sekali terjadi pembunuhan di Jakarta, seperti Nasrudin dan aktris Hanny Wahab. Bukan hanya Andi yang ketakutan, tapi juga kelurganya," katanya lagi.
Masalah tersebut bermula ketika Andi menuntut haknya, berupa satu bulan gaji pada Desember lalu, yang belum dibayar oleh Dewi sebagai upah dirinya menjadi asisten Dewi. Namun, bukan uang yang didapat Andi, melainkan cacian dari Si Goyang Gergaji. Setelah itu, pesan-pesan lewat SMS berupa ancaman pembunuhan kerap datang ke telepon selular milik Andi. "Kalau Dewi saat itu marah dan memaki, bisa saya maklumi. Tapi, masalahnya, ancaman itu datang dari mana hingga meninggalkan ketakutan. Dan, seharusnya Dewi cepat tanggap, untuk membuat masalah ini jelas," tegas Farhat. (IFA)